Semua diungkapkannya dengan tenang, bersahaja, dan tidak dibuat-buat.
Setelah jeda singkat, Embung Edah memulai pemaparannya tentang upacara di mana dia menjadi ratu, dan kisahnya itu hampir secara harfiah disalin di sini, ditambah dengan apa yang kemudian diceritakan oleh para Batin tentang Jinjang Raja itu sendiri.
Kepala-kepala kampung tua di Pulau Bengkalis bergelar Batin. Kehidupan sehari-hari mereka pada umumnya sama dengan warga yang mereka pimpin. Selama upacara, empat dari Batin-batin ini berperan sebagai pembesar kerajaan Jinjang Raja; sementara isteri mereka bertindak sebagai dayang-dayang. Delapan orang inilah yang memiliki peran nyata dalam upacara tersebut.
Dulu waktu masih kecil aki selalu bercerita tentang kisah ikan terubuk yang mau menikah dengan puteri pepuyu. Menurut aki kami masuk batin penebal yang tugasnya bawa bertih saat semah ikan terubuk dan tempatnya di tunggul jati yang bisa diletakkab hidang untuk 40 hidang. Katanya sekarang tunggul itu dah tak mau timbul akibat ulah manusia.
Senang saya membaca kisah terubuk dan pulau bengkalis. Ternyata masa lalu belanda peduli dan memiliki kesahnya dan tersimpan pula di sana.
Terimakasih kepada lam Riau ,semoga sukses selalu