Beranda / Matabudaya / Semah Terubuk – J. S. G. Gramberg

Semah Terubuk – J. S. G. Gramberg

Bagikan

Semua diungkapkannya dengan tenang, bersahaja, dan tidak dibuat-buat.

Setelah jeda singkat, Embung Edah memulai pemaparannya tentang upacara di mana dia menjadi ratu, dan kisahnya itu hampir secara harfiah disalin di sini, ditambah dengan apa yang kemudian diceritakan oleh para Batin tentang Jinjang Raja itu sendiri.

Kepala-kepala kampung tua di Pulau Bengkalis bergelar Batin. Kehidupan sehari-hari mereka pada umumnya sama dengan warga yang mereka pimpin. Selama upacara, empat dari Batin-batin ini berperan sebagai pembesar kerajaan Jinjang Raja; sementara isteri mereka bertindak sebagai dayang-dayang. Delapan orang inilah yang memiliki peran nyata dalam upacara tersebut.

Lihat Juga

Pantun Melayu Tahun 1848 (2)

BagikanPengantar: Selain yang sudah dimuat sebelumnya [Lihat: Pantun Melayu Tahun 1848 1], pada halaman 182 ...

2 Komentar

  1. H. Erman Zaruddin usman

    Dulu waktu masih kecil aki selalu bercerita tentang kisah ikan terubuk yang mau menikah dengan puteri pepuyu. Menurut aki kami masuk batin penebal yang tugasnya bawa bertih saat semah ikan terubuk dan tempatnya di tunggul jati yang bisa diletakkab hidang untuk 40 hidang. Katanya sekarang tunggul itu dah tak mau timbul akibat ulah manusia.
    Senang saya membaca kisah terubuk dan pulau bengkalis. Ternyata masa lalu belanda peduli dan memiliki kesahnya dan tersimpan pula di sana.
    Terimakasih kepada lam Riau ,semoga sukses selalu

  1. Pingback: Terubuk - LAM Riau

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!