Semua diungkapkannya dengan tenang, bersahaja, dan tidak dibuat-buat.
Setelah jeda singkat, Embung Edah memulai pemaparannya tentang upacara di mana dia menjadi ratu, dan kisahnya itu hampir secara harfiah disalin di sini, ditambah dengan apa yang kemudian diceritakan oleh para Batin tentang Jinjang Raja itu sendiri.
Kepala-kepala kampung tua di Pulau Bengkalis bergelar Batin. Kehidupan sehari-hari mereka pada umumnya sama dengan warga yang mereka pimpin. Selama upacara, empat dari Batin-batin ini berperan sebagai pembesar kerajaan Jinjang Raja; sementara isteri mereka bertindak sebagai dayang-dayang. Delapan orang inilah yang memiliki peran nyata dalam upacara tersebut.