Beranda / Matabudaya / Semah Terubuk – J. S. G. Gramberg

Semah Terubuk – J. S. G. Gramberg

Bagikan

Bidu akhirnya berhasil menenangkan Sang Dukun, laporan dari percakapan antara dia dan dunia roh akhirnya muncul, dan Batin juga kembali pulih. Perlahan Jinjang Raja bangkit dari singgasananya, dituntun oleh empat dayang ke buaian, tempat dia duduk di bawah gemerincing lonceng emas.

Sekarang satu demi satu dari enam belas roh yang berkaitan dengan masalah penangkapan ikan diseur, yaitu tokoh-tokoh roh setempat, seperti roh Tanjungpadang, roh Tanjungjati, dll. Tepak sirih disorongkan kepada setiap roh yang dipanggil. Jinjang Raja bergumam kepada makhluk-makhluk gaib ini. Karena tidak ada yang mengerti bahasanya, Bidu menerjemahkan jawaban dari roh-roh tersebut sambil menunjuk ke tepak tempat roh bicara; misalnya, dari Belakang Bantan, Tanjungmuntai, dst.

Lihat Juga

Pantun Melayu Tahun 1848 (2)

BagikanPengantar: Selain yang sudah dimuat sebelumnya [Lihat: Pantun Melayu Tahun 1848 1], pada halaman 182 ...

2 Komentar

  1. H. Erman Zaruddin usman

    Dulu waktu masih kecil aki selalu bercerita tentang kisah ikan terubuk yang mau menikah dengan puteri pepuyu. Menurut aki kami masuk batin penebal yang tugasnya bawa bertih saat semah ikan terubuk dan tempatnya di tunggul jati yang bisa diletakkab hidang untuk 40 hidang. Katanya sekarang tunggul itu dah tak mau timbul akibat ulah manusia.
    Senang saya membaca kisah terubuk dan pulau bengkalis. Ternyata masa lalu belanda peduli dan memiliki kesahnya dan tersimpan pula di sana.
    Terimakasih kepada lam Riau ,semoga sukses selalu

  1. Pingback: Terubuk - LAM Riau

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!