Beranda / Matabudaya / Semah Terubuk – J. S. G. Gramberg

Semah Terubuk – J. S. G. Gramberg

Bidu akhirnya berhasil menenangkan Sang Dukun, laporan dari percakapan antara dia dan dunia roh akhirnya muncul, dan Batin juga kembali pulih. Perlahan Jinjang Raja bangkit dari singgasananya, dituntun oleh empat dayang ke buaian, tempat dia duduk di bawah gemerincing lonceng emas.

Sekarang satu demi satu dari enam belas roh yang berkaitan dengan masalah penangkapan ikan diseur, yaitu tokoh-tokoh roh setempat, seperti roh Tanjungpadang, roh Tanjungjati, dll. Tepak sirih disorongkan kepada setiap roh yang dipanggil. Jinjang Raja bergumam kepada makhluk-makhluk gaib ini. Karena tidak ada yang mengerti bahasanya, Bidu menerjemahkan jawaban dari roh-roh tersebut sambil menunjuk ke tepak tempat roh bicara; misalnya, dari Belakang Bantan, Tanjungmuntai, dst.

Bagikan

Lihat Juga

Pantun Melayu Tahun 1848 (2)

Pengantar: Selain yang sudah dimuat sebelumnya [Lihat: Pantun Melayu Tahun 1848 1], pada halaman 182 ...