Beranda / Matabudaya / Semah Terubuk – J. S. G. Gramberg

Semah Terubuk – J. S. G. Gramberg

Bagikan

Pada saat tertentu – biasanya setelah Sang Dukun dan Batin-batin bekerja dan puasa selama 24 jam – yang pertama disebutkan senang adalah roh baru tetapi terakhir dipanggil, sementara di sekitar kapal penjaga armada sebuah reka ulang yang anggun berlangsung. Dewa Janggi telah berkata; ia puas!

Sorak-sorai kegembiraan dari ribuan tenggorokan terdengar di atas air; penjaga armada memberi tanda dan sebuah pertempuran laut yang aneh sekarang dimulai sebagai penutup pesta. Kue yang dibagi-bagikan kepada nelayan tadi berfungsi sebagai ‘proyektil’. Ratusan ketupat dan wajik kini terbang di udara dan menghantam hidung mereka yang terkena peluru aneh itu. Ada tawa dan sorakan dari sekitar. Buang dayung, kapal dengan cepat membelah air ke segala arah untuk mengejar lawan, saudara-mara kaum kerabat, dan pertarungan belum akan selesai sebelum potongan kue terakhir digunakan sebagai peluru.

Lihat Juga

Pantun Melayu Tahun 1848 (2)

BagikanPengantar: Selain yang sudah dimuat sebelumnya [Lihat: Pantun Melayu Tahun 1848 1], pada halaman 182 ...

2 Komentar

  1. H. Erman Zaruddin usman

    Dulu waktu masih kecil aki selalu bercerita tentang kisah ikan terubuk yang mau menikah dengan puteri pepuyu. Menurut aki kami masuk batin penebal yang tugasnya bawa bertih saat semah ikan terubuk dan tempatnya di tunggul jati yang bisa diletakkab hidang untuk 40 hidang. Katanya sekarang tunggul itu dah tak mau timbul akibat ulah manusia.
    Senang saya membaca kisah terubuk dan pulau bengkalis. Ternyata masa lalu belanda peduli dan memiliki kesahnya dan tersimpan pula di sana.
    Terimakasih kepada lam Riau ,semoga sukses selalu

  1. Pingback: Terubuk - LAM Riau

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!