Kenduri berakhir. Hasil tangkapan nelayan akan kembali melimpah dan Jinjang Raja kembali sebagai perempuan biasa di pangkuan keluarganya.
Sebagai tanda peringatan akan kenduri semacam itu, satu kepala kerbau digantung di kuala sungai Bengkalis.
Sebagai penutup dari sketsa ini, tidak berlebihan bila kita mengutip anekdot legendaris yang turun dari orangtua ke anak dan membuktikan bagaimana balai kerajaan mempercayai kekuatan semah terubuk, tanpa syarat.
Dahulu kala – ya, lebih dari seratus tahun yang lalu – konon Sultan Johor-Lingga mengirim pesan kepada Sultan Siak, bahwa ia sangat ingin makan ikan terubuk, dan meminta kirimkan beberapa ekor ikan favorit itu. Sultan Siak, sebagai anggota yang lebih muda dari keluarga kerajaan Johor-Lingga, melakukan apa pun selain untuk memuaskan “abangnya” itu, dan memerintahkan agar seseorang segera pergi menangkap terubuk.
Dulu waktu masih kecil aki selalu bercerita tentang kisah ikan terubuk yang mau menikah dengan puteri pepuyu. Menurut aki kami masuk batin penebal yang tugasnya bawa bertih saat semah ikan terubuk dan tempatnya di tunggul jati yang bisa diletakkab hidang untuk 40 hidang. Katanya sekarang tunggul itu dah tak mau timbul akibat ulah manusia.
Senang saya membaca kisah terubuk dan pulau bengkalis. Ternyata masa lalu belanda peduli dan memiliki kesahnya dan tersimpan pula di sana.
Terimakasih kepada lam Riau ,semoga sukses selalu