BAB III
3.1 Kesantunan Bahasa Melayu
Tepak emas di dulang suasa
Tekat seraga sri perkasa
Hendak mengenal orang berbangsa
Lihat kepada budi dan bahasa
Tekat seraga sri perkasa
Merak mengigal ragam pusaga
Lihat kepada budi dan bahasa
Rusak bahasa cederalah bangsa
Kesantunan, dari kata santun bermakna kepribadian yang halus dan baik, baik budi bahasanya maupun tingkah lakunya. Dapat juga orang yang sabar dan tenang atau sopan. Orang tersebut penuh rasa belas kasihan dan suka menolong. Kesantunan disebut juga dengan adab, yakni sebutan tingkah laku serta tutur kata yang halus atau sopan, budi bahasa, atau budi pekerti.
Santun atau adab bagi Orang Melayu merupakan pertaruhan dan mahkota dalam pergaulan sosial. Raja Ali Haji (1809-1873), pujangga Melayu yang amat masyhur itu, di dalam “Muqaddimah” bukunya yang berjudul Bustan al-Katibin (Taman Para Penulis; 1267H/ 1850M), menulis: “…. adab dan sopan itu daripada tutur kata juga asalnya, kemudian baharulah pada kelakuan” (Hashim bin Musa, 2005:5). “Tutur kata” adalah inti dari kegiatan yang disebut “bahasa”. Menurut Raja Ali Haji, untuk disebut beradab dan sopan itu, orang perlu mengetahui: ‘ilmu wa al-kalam (pengetahuan dan bahasa/percakapan).
Selengkapnya :