Beranda / Matabudaya / Semah Terubuk – J. S. G. Gramberg

Semah Terubuk – J. S. G. Gramberg

Bagikan

Kemudian Sultan menjadi tidak sabar dan bertitah: “Saya perintahkan agar itu dilakukan! Kalau seperti itu jawabanmu, apa lagi gunanya semah? Kalau keadaan biasa-biasa saja, semah tak perlulah. Ingat, jika nanti semah itu sia-sia, beta akan menghapusnya, karena apa gunanya menyemah kalau tidak ada hasil.”

Semah Terubuk, dengan demikian, dilaksanakan terjadi atas perintah sang raja. Semua prosesi dijalankan, dipatuhi dengan ketat, dan diakhiri selengkap-lengkapnya.

Setelah itu para nelayan melaut membawa keraguan apakah mereka akan mendapatkan hasil.

Tapi, betapa, menakjubkan! Begitu jaring dipasang, ribuan ikan terubuk berduyun-duyun memenuhinya, sehingga tidak semuanya diambil karena kapal tak muat lagi.

Lihat Juga

Pantun Melayu Tahun 1848 (2)

BagikanPengantar: Selain yang sudah dimuat sebelumnya [Lihat: Pantun Melayu Tahun 1848 1], pada halaman 182 ...

2 Komentar

  1. H. Erman Zaruddin usman

    Dulu waktu masih kecil aki selalu bercerita tentang kisah ikan terubuk yang mau menikah dengan puteri pepuyu. Menurut aki kami masuk batin penebal yang tugasnya bawa bertih saat semah ikan terubuk dan tempatnya di tunggul jati yang bisa diletakkab hidang untuk 40 hidang. Katanya sekarang tunggul itu dah tak mau timbul akibat ulah manusia.
    Senang saya membaca kisah terubuk dan pulau bengkalis. Ternyata masa lalu belanda peduli dan memiliki kesahnya dan tersimpan pula di sana.
    Terimakasih kepada lam Riau ,semoga sukses selalu

  1. Pingback: Terubuk - LAM Riau

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!