2 Lihat: Meyners d’Estrey (1891), “La pêche au Troubouk” [Perikanan Terubuk], dalam jurnal ilmiah berbahasa Prancis, Revue des Sciences Naturelles Appliquēes [Jurnal Ilmu Pengetahuan Alam Terapan]; Versailles: halaman 500-502.
3 Dr. G. A. Wilken (1893), Handleiding voor de Vergelijkende Volkenkunde van Nederlansch-Indië [Panduan Etnologi Perbandingan Hindia-Belanda], khususnya Bab ke-25, “Vereering der geesten” [ Pemujaan Roh]; Leiden: E. J. Brill, halaman 563-586.
4 G. N. Verloop (1903), artikel berjudul “De Telor – Troeboek” [Telur Terubuk], dalam koran Soerabaiasch Handelsblad [Surat kabar Orang Surabaya], edisi 6 Desember 1903, lembaran kedua, halaman 5 kolom 1.
Dulu waktu masih kecil aki selalu bercerita tentang kisah ikan terubuk yang mau menikah dengan puteri pepuyu. Menurut aki kami masuk batin penebal yang tugasnya bawa bertih saat semah ikan terubuk dan tempatnya di tunggul jati yang bisa diletakkab hidang untuk 40 hidang. Katanya sekarang tunggul itu dah tak mau timbul akibat ulah manusia.
Senang saya membaca kisah terubuk dan pulau bengkalis. Ternyata masa lalu belanda peduli dan memiliki kesahnya dan tersimpan pula di sana.
Terimakasih kepada lam Riau ,semoga sukses selalu