Ada seorang perempuan lagi yang perannya tidak sepenting mereka dalam upacara yang agak rumit ini. Dia adalah Bidu yang kerjanya nanti akan dijelaskan, dan dapat disifatkan sebagai clairvoyanten – peramal yang juga turun-temurun.
Setelah waktu upacara diputuskan dan uang yang diperlukan terkumpul, dua bangsal kenduri dibangun; satu di Bukit Batu dan satu lagi di kuala sungai kecil, Bengkalis. Keduanya dihiasi dengan dedaunan dan kain-kain berwarna cerah, didominasi warna kerajaan, kuning. Kemudian Jinjang Raja dijemput dari rumahnya, dibawa ke negara bagian Bukitbatu, didampingi oleh empat Batin bersama isteri mereka. Yang selalu ditunjuk untuk peran ini adalah batin-batin Bengkalis, Senerak, Sungaialam dan Penebal.13