Di sisi lain, harus dikatakan bahwa dalam mengarungi lautan kreativitas bahasa, tokoh-tokoh Penyengat abad ke-19 itu tidak saja berhubungan baik dengan wakil pemerintah yang amat memperhatikan bahasa Melayu bahkan ikut menyemarakannya, semacam Von de Wall (Jan van der Putten dan Al azhar, 1995), tetapi juga peneliti maupun ahli bahasa antara lain Charles Adrian van de Ophuijsen (Aswandi Syahri, 2018). Ophuijsen memang mengelilingi kawasan Melayu, khusus di Riau sekitar lima tahun. Menariknya pula, anak Raja Ali Haji yang dikenal dengan nama Raja Sulaiman, menulis syair mengenai Ophuijsen tersebut dalam 29 bait yang dengan jelas menuturkan kebahasan Melayu.
Beranda / Syahdan / Dari Dapunta Hyang ke Iyeth Bustami, Jejak Bahasa Indonesia dari Riau: Pandangan Sosial Budaya
Tags bahasa bahasa indonesia jejak bahasa jejak bahasa Indonesia dari Riau riau
Lihat Juga
Anugerah Kebudayaan Kemendikbud untuk Almarhum H. Tenas Effendy
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI memberi Anugerah Kebudayaan kepada budayawan alam Melayu, Alm. H. Tenas ...