Beranda / Syahdan / Dari Dapunta Hyang ke Iyeth Bustami, Jejak Bahasa Indonesia dari Riau: Pandangan Sosial Budaya
taufik ikram jamil

Dari Dapunta Hyang ke Iyeth Bustami, Jejak Bahasa Indonesia dari Riau: Pandangan Sosial Budaya

AKAN disebutkan bahwa bukankah bahasa Melayu Riau dominan memiliki bunyi vokal /ê/ di akhir kata, sedangkan bahasa Indonesia menjadi /a/. Dengan kenyataan itu disebutkan bahwa pelafalan /ê/ sebagai bahasa Malaysia. Label ini menjadi masalah, manakala berbicara semacam itu di khalayak ramai di Indonesia dinilai sebagai bentuk ketidakcintaan kepada budaya sendiri, malah membawa kebudayaan luar yakni Malaysia. Hal inilah yang menimpa diva dangdut Melayu Indonesia, Iyeth Bustami, sehingga ia dihujat di sana-sini.

LAMR harus mengirimkan surat kepada MNCTV, 27 April 2015, untuk menjelaskan bahwa bahasa yang digunakan Iyeth dalam setiap penampilannya adalah bahasa Melayu Riau, sebagai asal bahasa Indonesia. Bahasa serupa dipakai di Riau daratan dan Kepulauan Riau, sebagian besar di Sumatera dan Kalimantan, juga di negara serumpun lainnya. Oleh karena MNCTV tidak mempermasalahkan bahasa yang digunakan Iyeth, LAMR mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang tinggi, sebagai suatu usaha untuk membina dan mengembangkan budaya.

Bagikan

Lihat Juga

Anugerah Kebudayaan Kemendikbud untuk Almarhum H. Tenas Effendy

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI memberi Anugerah Kebudayaan kepada budayawan alam Melayu, Alm. H. Tenas ...

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!