Beranda / Syahdan / Dari Dapunta Hyang ke Iyeth Bustami, Jejak Bahasa Indonesia dari Riau: Pandangan Sosial Budaya
taufik ikram jamil

Dari Dapunta Hyang ke Iyeth Bustami, Jejak Bahasa Indonesia dari Riau: Pandangan Sosial Budaya

Terlepas dari hal itu, bunyi /ê/ tersebut terjadi manakala bahasa itu diucapkan, tetapi menjadi /a/ ketika ditulis. Hal ini sesatu yang biasa dalam gejala penulisan, ketika kita menyadari bagaimana penulisan dalam bahasa Inggris akan terdengar lain ketika diucapkan. Dalam suatu perbincangan dengan anak tiri Sultan Syarif Kasim, Syarifah So’od pertengahan tahun lalu, disebutkan bahwa semasa hidup, sang raja menggunakan dialek Riau pesisir dan Kepulauan Riau, tetapi dalam tulisan persis seperti bahasa Indonesia sekarang. Coba perhatikan naskah di bawah ini, ditulis tahun 1939:

Saya sengaja mengambil contoh bahasa Melayu Riau dalam tulisan Latin, sebab dalam tulisan Arab-Melayu, penyebutan vokal /ê/ di akhir kata yang ditulis /a/ sudah jamak ditemui. Tetapi sekedar melepas rasa, izinkan saya lampirkan satu halaman dari Bustan al-Katibin karya Raja Ali Haji (Raja Ali Haji, 2005):

Bagikan

Lihat Juga

Anugerah Kebudayaan Kemendikbud untuk Almarhum H. Tenas Effendy

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI memberi Anugerah Kebudayaan kepada budayawan alam Melayu, Alm. H. Tenas ...

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!