Siak terus melebarkan sayap perdagangan dan kekuasaannya. Pada masa pemerintahan Sultan Assaidis Syarif Ali Abdullah Jalil Saifuddin (1784-1810), daerah kuasa Siak sudah meretas ke seluruh Sumatera Timur, sampai ke Sambas, Kalimantan Barat. Daerah baru yang dikuasai pada masa Sultan Syarif Ali adalah Kotapinang, Asahan, Kualuh, Bilah, Panai, Deli, Langkat, Batubara, Serdang, Bedagai, Temiang, dan Pelalawan. Suatu pulau di Kerajaan Siak ini yakni Bengkalis, kemudian ditetapkan sebagai pusat Keresidenan Sumatera Timur oleh Belanda tahun 1873, meliputi Kerajaan Siak termasuk daerah baru taklukannya di Sumatera Timur tadi, ditambah sebagian Riau-Lingga (OK Nizami Jamil, 2010). Di sisi lain, banyak pula catatan saling bantu di antara Siak dengan Riau-Lingga dalam menghadapi penjajah asing sepanjang abad ke-18 dan 19.
