Beranda / Syahdan / Dari Dapunta Hyang ke Iyeth Bustami, Jejak Bahasa Indonesia dari Riau: Pandangan Sosial Budaya
taufik ikram jamil

Dari Dapunta Hyang ke Iyeth Bustami, Jejak Bahasa Indonesia dari Riau: Pandangan Sosial Budaya

Tak terbantahkan bahwa setelah Sriwijaya, Melaka memang muncul sebagai kekuatan besar di nusantara dari kawasan Selat Melaka, paralel dengan keadaan kawasan itu sebagai selat nomor dua teramai di dunia (D. G. E. Hall, tanpa tahun) pada abad ke-15 sampai awal abad ke-16. Sebanyak 90-an bahasa terdengar di pasar Melaka, tetapi dipersatukan oleh bahasa Melayu. Kawasan utamanya selain tanah Semenanjung adalah Sumatera Timur terutama di kawasan Riau sekarang. Tak heran, hanya setahun setelah Melaka jatuh ke tangan Portugis, setidak-tidaknya tiga kali masyarakat dari kawasan Riau daratan, yakni Gasib dan Inderagiri, menyerang penjajah di pusat pemerintahan Melayu tersebut (pada tahun 1512, 1516, dan 1520; lihat Suwardi MS, 1984) . Dua kekuatan besar tarik ulur di Selat Melaka terutama antara Johor dengan Aceh setelah Melaka jatuh dengan berbagai variasi, termasuk migrasi antartokoh (Ahmat Adam, 2016 dan Leonard Y.Andaya, 1987).

Bagikan

Lihat Juga

Anugerah Kebudayaan Kemendikbud untuk Almarhum H. Tenas Effendy

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI memberi Anugerah Kebudayaan kepada budayawan alam Melayu, Alm. H. Tenas ...

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!