Beranda / Telaah / Catatan Al azhar: Penemuan Kembali Kepulauan Sastra Melayu
al azhar

Catatan Al azhar: Penemuan Kembali Kepulauan Sastra Melayu

Bagikan

Reproduksi alih-bentuk naratif prosaik (hikayat, kronik, catatan perjalanan) ke puitik (syair) nampaknya memang bagian dari kepawaian pengarang lingkaran Penyengat. Syair seolah-seolah ditakrifkan ‘hanya’ sebagai sebuah cara berkisah. Namun, keunggulan utama pengarang lingkaran Penyengat adalah pada semangat dan dahaga mereka untuk apa yang ingin saya sebut sebagai representasi kritis. Semua karya seni (termasuk seni bahasa) adalah representasi atas gejala-gejala nyata, tekstual, maupun imajinatif. Watak ‘baru’ sebuah karya seringkali dilihat dari sikap yang dipantulkannya terhadap gejala-gejala (real, tekstual, maupun imajinatif), sehingga karya itu terkesan menampilkan perspektif dan pemahaman baru terhadap gejala-gejala tersebut.

Lihat Juga

Catatan Al azhar: Kedaulatan Adat di Negeri ‘Padang Perburuan’

Bagikan  Catatan ini disampaikan sebagai pengantar dalam pembukaan acara “Dialog Virtual Kedaulatan Adat Melayu di ...

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!