Meskipun apa yang disebut sebagai bahasa Indonesia itu adalah bahasa Melayu ragam tulisan (dan memang dikembangkan Belanda berdasarkan bahasa Melayu Riau), di dalam nation state Indonesia, bahasa dan sastra Melayu yang dibela-pelihara di Riau (terutama oleh lingkaran Penyengat) lebih sering dianggap sebagai gejala bahasa dan sastra daerah. Bentang-rentang bahasa dan kebudayaan memang tidak selalu bersesuaian dengan ruang politik. Bentang bahasa Melayu meliputi sejumlah nation state di Asia Tenggara. Dampaknya, konsep-konsep luas “kebudayan Melayu” cenderung menyempit, dikurung dalam nama negara tempat kebudayaan itu dijalankan (Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam, Indonesia). Demikian pula perkembangannya, jadi erat berkait-kelindan dengan dinamika politik masing-masing negara.
Tags al azhar Datuk Seri Al Azhar
Lihat Juga
Catatan Al azhar: Kedaulatan Adat di Negeri ‘Padang Perburuan’
Bagikan Catatan ini disampaikan sebagai pengantar dalam pembukaan acara “Dialog Virtual Kedaulatan Adat Melayu di ...