Beranda / Telaah / Catatan Al azhar: Penemuan Kembali Kepulauan Sastra Melayu
al azhar

Catatan Al azhar: Penemuan Kembali Kepulauan Sastra Melayu

Bagikan

Dalang dan dagang adalah figur yang sebati dengan pengertian-pengertian pengembara yang mengarungi lautan tanda dan makna. Wajarlah mereka selalu merasa dirundung nestapa: berjarak dari kenyataan-kenyataan agar dapat melihat lebih jelas kenyataan-kenyataan itu sendiri, menyuling untuk kemudian menyisipkannya ke dalam teks-teks yang diadakan atau dikarangnya, untuk menggapai matlamat indah dan berfaedah. Tanpa keindahan dan keberfaedahan, mereka merasa seperti mengkhianati harapan khalayak, yaitu sekelompok orang yang berkumpul untuk mendengarkan karya mereka dibacakan.

Demikianlah pengarang dalam pusaran awal perkembangan dan kebangkitan tradisi tulis Melayu adalah para pencari, penyimak, dan penafsir gejala-gejala yang selalu berubah. Kepengarangan pula adalah ihwal menggubal gejala-gejala ke dalam kenyataan tekstual, yang dipersembahkan sebagai pelipur lara dunia atau peringatan dan pengajaran. Teks-teks mereka wujud dalam ribuan manuskrip, dalam berbagai versi dan varian dengan kekhasannya masing-masing, yang terbentuk oleh konteks ruang, waktu, dan pengalaman pribadi pengarang di dalam ideologi lingkungannya.

Lihat Juga

Catatan Al azhar: Kedaulatan Adat di Negeri ‘Padang Perburuan’

Bagikan  Catatan ini disampaikan sebagai pengantar dalam pembukaan acara “Dialog Virtual Kedaulatan Adat Melayu di ...

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!