Beranda / Matabudaya / Tepuk Tepung Tawar

Tepuk Tepung Tawar

Penutup
Pelaksanaan tradisi ini mendapatkan tantangan di masa kini, misalnya terkait bahan. Sekarang ini, sulit mendapatkan daun-daun perenjis, sehingga kemudian digantikan dengan daun-daun lainnya. Penggantian daun-daun perenjis ini di satu sisi telah menghilangkan makna kultural dalam tradisi Tepuk Tepung Tawar, karena setiap daun membawa makna dan harapan khas dan khusus. Begitu pula dengan berbagai bahan lainnya. Akan tetapi, sebagian tokoh adat menilai bahwa jika dipaksakan harus mengikuti aturan yang digariskan oleh adat maka yang terjadi justru akan membuat tradisi Tepuk Tepung Tawar terancam keberadaannya. Oleh karena itu, penggantian bahan-bahan dalam batas tertentu diperbolehkan dengan tetap mengingat bahan-bahan yang semestinya dipakai. (SR)

Bagikan

Lihat Juga

Marsden dan Pantun Melayu (tahun 1812)

Pengantar William Marsden (1754-1836), seorang linguis dan sejarawan Inggris, adalah ilmuwan pioneer untuk kajian Nusantara. ...

Satu komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!