Ketika menerima tepak sirih dari tuan rumah, penjemput harus jeli melihat tata letak isi tepak sirihnya. Bila posisi daun sirihnya telentang, menandakan tuan rumah mengizinkan penjemput mengutarakan hajat kedatangannya. Hati tuan rumah terbuka. Namun, bila sebaliknya, posisi daunnya telungkup, maka penjemput tidak perlu lagi mengutarakan hajat kedatangannya: tuan rumah menolak menjadi penepuk tepung tawar. Apabila tuan rumah memberikan tanda penerimaan, mana si penjemput dapat mengutarakan maksud kedatangannya.
Menurut adat Melayu Riau, penjemputan dengan tepak sirih dilakukan kepada semua orang yang akan diminta sebagai penepuk tepung tawar.
Satu komentar
Pingback: Ribu-ribu - LAM Riau