Sebelum upacara berlangsung, beberapa hari sebelumnya pihak keluarga atau panitia mendatangi rumah orang atau tokoh yang akan diminta sebagai penepuk tepung tawar. Kedatagan ini harus diberitahukan dulu sebelumnya, agar tuan rumah mengetahui tujuan, maksud, dan waktu kedatangannya. Tibo dulu baru sampai, demikian pepatah Melayu. Selain memastikan tuan rumah ada di tempat, juga memberi waktu-kesempatan tuan rumah untuk bersiap menerima tamu.
Dalam menjemput seseorang sebagai penepuk Tepung Tawar, utusan yang membawa jemputan harus membawa tepak sirih, tepak sirih penjemput. Sebagian orang Melayu di Riau masih mempertahankan adat untuk mempersiapkan tepak sirih penyambut. Namun, yang lebih banyak dilaksanakan sekarang adalah hanya dengan satu tepak sirih penjemput, karena sudah jarang sekali orang yang memiliki tepak sirih di rumah. Dalam masyarakat Melayu, tepak sirih merupakan sarana komunikasi simbolis yang di dalamnya terdapat serangkaian bahasa non verbal untuk mengutarakan pemuliaan, penolakan, dan sebagainya.
Satu komentar
Pingback: Ribu-ribu - LAM Riau