Setelah Belanda dapat merebut Bonjol dan Rao bulan September 1832, Residen dan Komandan Militer Belanda, Letnan Kolonel Elout, membujuk Tuanku Tambusai agar menyerah. Bujukan ini dijawab oleh Tuanku Tambusai dengan saran agar Belanda kembali saja ke daerah pantai dan tidak mencampuri urusan dalam negeri orang lain. Oleh karena Elout tidak ingin menyerahkan daerah yang telah dikuasainya, maka Tuanku Tambusai berkata kepada Elout, “Sediakanlah bedil!”. Semenjak itu perlawanan Tuanku Tambusai terhadap Belanda selalu dalam posisi menyerang atau diserang. Dalam masa-masa inilah pimpinan militer Hindia-Belanda memberi gelar De Padriesche Tijger van Rokan (Harimau Paderi dari Rokan).
Tags Benteng Tujuh Lapis Harimau Rokan Pahlawan Nasional rohul rokan hulu sungai rokan Tuanku Tambusai
Lihat Juga
Sutardji Calzoum Bachri
BagikanSutardji Calzoum Bachri (SCB) lahir di Rengat, Riau, 24 Juni 1941 dari pasangan Mohammad Bachri ...