Pasangan ini dikaruniai tujuh anak, yang lahir dan tumbuh membesar dalam dinamika lingkungan dan aktivitas seni-budaya semasa. Ketujuh anak mereka itu adalah Tengku Hidayati Effiza (perempuan), Tengku Fitra Effendy (laki-laki), Tengku Taufik Effendy (laki-laki; almarhum), Tengku Ahmad Ilham (laki-laki; almarhum), Tengku Indra Effendy (laki-laki), Tengku Ekarina dan Tengku Nuraini (perempuan, kembar).
Membangkit batang terendam
Kegairahan dan ketunakan Tenas Effendy di bidang seni membuat beliau ditunjuk sebagai Sekretaris Badan Pembina Kesenian Daerah (BPKD) Riau, tahun 1968. BPKD dibentuk oleh Pemerintah Daerah Provinsi Riau, dan dipimpin langsung oleh Arifin Achmad (Gubernur Riau 1966-1978). Kegiatan-kegiatan sastra dan seni yang dikelola lembaga ini patut dicatat sebagai tonggak penting penemuan kembali ke-Melayu-an di Riau setelah kemerdekaan dan berprovinsi sendiri. Berbagai warisan ekspresi estetis Melayu Riau diolah dengan pendekatan ‘baru’ oleh seniman ‘lingkaran BPKD’ ini, untuk kemudian dibentangkan terutama di hadapan publik perkotaan semasa.
Al fatihah