Bagaimanapun, pengalaman dari penglibatan diri dengan urusan kerajaan dalam rentang waktu yang panjang ini, mengantarkannya sebagai salah satu tokoh utama tempat bertanya untuk menyelesaikan persoalan-persoalan internal kerajaan. Pendapatnya juga dirujuk untuk menentukan jabatan dan gelar di Kerajaan Johor semasa. Namun, meskipun beliau juga menjadi rujukan utama dan memberi sumbangan yang besar dalam kegiatan-kegiatan kebahasaan yang menyertai kebijakan kolonisasi Nusantara ini, para petinggi pemerintah Hindia-Belanda, seperti Elisa Netscher, tetap mengekalkan kecurigaan dan memandang beliau sebagai tokoh yang berpengaruh buruk terhadap politik Belanda. Tapi Raja Ali Haji tak begitu peduli, sebab baginya mengarang adalah sebuah jalan untuk memenuhi hasrat-halobanya akan berkah Allah, sebagaimana beliau nyatakan dalam kutipan Silsilah Melayu dan Bugis yang mengawali tulisan ini.

Makam Raja Ali Haji di Penyengat (Foto: Raja Malik Hafrizal)
3 Komentar
Pingback: Catatan Al azhar: Gurindam Dua Belas & Persembahannya - LAM Riau
Pingback: Salinan Naskah Gurindam Dua Belas Raja Ali Haji - LAM Riau
Pingback: Alih Aksara Gurindam Dua Belas - LAM Riau