Di luar pekerjaan mengarang yang memasyhurkan namanya, Raja Ali Haji adalah salah seorang tokoh penting pula dalam pemikiran serta aktivitas politik dan kebudayaan Kerajaan Riau-Lingga, khususnya yang dikendalikan dari lingkungan Yang Dipertuan Muda di Pulau Penyengat. Pada tahun 1822, dalam usia sekitar tiga belas tahun, ia sudah dibawa ayahandanya, Raja Ahmad, ikut dalam sebuah misi ke Batavia sehubungan dengan penggantian Sultan Mahmudsyah III yang wafat dan pengangkatan Tengku Long Husin sebagai Sultan Singapura oleh Inggris. Empat tahun kemudian, 1826, ia sekali lagi dibawa ayahnya menyertai perjalanan dagang sekalian naik haji ke Mekkah. Namun, perjalanan haji ini gagal karena mereka ketinggalan kapal. Niat naik haji itu baru ditunaikan pada tahun 1828. Sepulang haji, Riau sedang berada dalam konflik dengan Sultan Husin sehubungan dengan kepemilikan Pulau Karimun.
Tags Budaya Melayu gurindam 12 Gurindam dua belas Raja Ali Haji tunjuk ajar tunjuk ajar melayu
Lihat Juga
Sultan Syarif Kasim II: Tahta untuk Indonesia
Sultan Syarif Kasim II atau Yang Dipertuan Besar As-Syaidi s-Syarif Kasim Sani Abdul Jalil ...
3 Komentar
Pingback: Catatan Al azhar: Gurindam Dua Belas & Persembahannya - LAM Riau
Pingback: Salinan Naskah Gurindam Dua Belas Raja Ali Haji - LAM Riau
Pingback: Alih Aksara Gurindam Dua Belas - LAM Riau