Mulai tahun 1830-an, Raja Ali Haji sangat aktif terlibat dalam urusan-urusan kerajaan, terutama membantu sepupunya (bernama Raja Ali ibn Raja Jakfar, yang kemudian menjadi Yang Dipertuan Muda VIII). Ia ikut memeriksa pulau-pulau yang berada di bawah kekuasaan Kerajaan Riau-Lingga, untuk membasmi bajak laut yang berpangkalan di sebagian pulau tersebut. Sepanjang tahun 1840-an dan 1850-an, penglibatan dirinya dalam urusan kerajaan berlanjut, dan beliau pun menjadi penasihat kerajaan, kemudian mendidik kerabatnya dalam bidang agama Islam dan bahasa Arab. Dari penglibatan ini, sesudah sepupunya Raja Ali ibn Raja Jakfar wafat (1857), ia menulis dua kitab tentang moralitas dan perilaku seorang pemimpin, Tsamarât al-Muhimmah dan Muqaddimah fî Intizhâm. Penglibatan diri dengan urusan-urusan kerajaan ini baru mulai berkurang pada tahun 1860-an.
Tags Budaya Melayu gurindam 12 Gurindam dua belas Raja Ali Haji tunjuk ajar tunjuk ajar melayu
Lihat Juga
Sultan Syarif Kasim II: Tahta untuk Indonesia
Bagikan Sultan Syarif Kasim II atau Yang Dipertuan Besar As-Syaidi s-Syarif Kasim Sani Abdul Jalil ...
3 Komentar
Pingback: Catatan Al azhar: Gurindam Dua Belas & Persembahannya - LAM Riau
Pingback: Salinan Naskah Gurindam Dua Belas Raja Ali Haji - LAM Riau
Pingback: Alih Aksara Gurindam Dua Belas - LAM Riau