Tukang cerita juga menjadi tema penting dalam buku G. L. Koster, Mengembara di Taman-taman yang Menggoda(2011). Koster menyebutkan bahwa para tukang cerita ini adalah tokoh penting penyebaran kisah-kisah yang ditulis dalam naratif-naratif Melayu (manuskrip) ke khalayak pendengarnya. Dari kajiannya, Koster membedakan para tukang cerita ini sebagai ‘dalang’ dan ‘dagang’. ‘Dalang’ adalah tukang cerita yang menyampaikan kisah-kisah pelipur lara yang digerakkan oleh semangat ‘pelupaan’, semata-mata untuk hiburan. Sebaliknya, ‘dagang’ adalah tukang cerita yang menyampaikan ingatan dan peringatan, ada fungsi pendidikan dan penanaman nilai di dalamnya. Dalam perspektif ini, maka tukang cerita yang membawakan kisah yang mengandung ingatan dan peringatan adalah ‘dagang’. Maka, terlepas dari proses produksi dan reproduksi naratifnya, M. C. Ricklefs yang menulis Sejarah Indonesia Modern 1200-2008 (1981) dan Pak Taslim (Tukang Koba di Rokan Hulu) sama-sama menjalankan fungsi tukang cerita dengan versi dan caranya masing-masing.
Tags sita rohana tun irang tun teja
Lihat Juga
Kedaulatan Masyarakat Hukum Adat Di Propinsi Riau Sebagai Upaya Pengelolaan Alam Yang Lestari Menghadapi Tantangan Pasca Pendemi Covid-19
BagikanMateri ini dipaparkan oleh Mardhiansyah, S.Hut., M.Sc., IPU. Dosen Jur.Kehutanan FP UNRI dan Pengurus MKA LAMR pada ...