Beranda / Telaah / Catatan Sita Rohana: Tun Teja, Tun Irang dan Tukang Cerita

Catatan Sita Rohana: Tun Teja, Tun Irang dan Tukang Cerita

Bagikan

Penulis/ pengarang pun menciptakan ingatan baru terhadap episode sejarah. Tafsir yang diberikan oleh keduanya merangsang tafsir pembaca dan resepsi khalayak, yang berasal dari ‘kebaruan’ ketika disandingkan dengan naratif sejarah. Resepsi ini beragam; ada yang menerima, ada yang menolak. Kedua-duanya melibatkan proses berpikir kritis untuk  dapat membangun argumen-argumennya. Dengan itu pula mereka menitipkan pesan-pesan baru dalam konteks kekinian. Baik Tun Teja maupun Tun Irang adalah cerminan dari perlawanan sepanjang peradaban. Situasi dominasi dan subordinasi selalu berulang, sebagaimana sejarah berulang. Tidak sesederhana yang ditampilkan, bahwa ini adalah tentang perlawanan perempuan terhadap laki-laki semata-mata; melainkan juga cerminan dari perlawanan kaum tertindas terhadap kekuasaan serta upaya-upaya yang dilakukan dalam menanggapinya. Tun Teja dan Tun Irang mengambil langkah untuk berafiliasi dengan kekuatan tandingan (Tun Teja pada Hang Jebat, Tun Irang pada Daeng Celak); Hang Tuah memilih kesetiaan “right or wrong my country (king)” hingga akhir; Hang Jebat memilih mati dalam perlawanan yang tak mungkin dimenangkan sejak awal.

Lihat Juga

Kedaulatan Masyarakat Hukum Adat Di Propinsi Riau Sebagai Upaya Pengelolaan Alam Yang Lestari Menghadapi Tantangan Pasca Pendemi Covid-19

BagikanMateri ini dipaparkan oleh Mardhiansyah, S.Hut., M.Sc., IPU. Dosen Jur.Kehutanan FP UNRI dan Pengurus MKA LAMR pada ...

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!