Pembacaan dan resepsi karya seni yang berlatar sejarah bukanlah seperti membaca koran yang menyajikan teks sebagai informasi belaka. Tantangan terbesar penulis/ pengarang karya seni (termasuk sastra) ketika meluncurkan karya-karyanya di tengah khalayak adalah tingkat literasi. ‘Membaca’ karya seni melibatkan intelektualitas, kemampuan intertekstualitas —yang dipengaruhi oleh kekayaan rujukan dan bacaan— serta keterbukaan dalam menanggapi tafsir tanpa prasangka, kerelaan untuk berayun di antara dua tiang, etis dan estetis, akal dan rasa. Mengutip Tun Teja dalam libretto Marhalim Zaini: Bebaskan rakyat dari beban sejarah – Bebaskan negeri dari rasa bersalah – Bebaskan perempuan dari penjajah – Bebaskan hidup dari segala perintah. Bebaskan tafsir dari belenggu kisah!
Tags sita rohana tun irang tun teja
Lihat Juga
SASTRA LISAN DAN KESADARAN ‘RUANG’
SASTRA LISAN DAN KESADARAN ‘RUANG’ Oleh: Alvi Puspita Rindu Berbilang Rindu “Tapo-apo kojo Waang ma. ...