TENAS EFFENDY: PENUTUR MADAH SEPANJANG ZAMAN
Mukhlis PaEni
Perkenalan pertama saya secara pribadi dengan Bapak Tenas Effendy (TE) terjadi 34-35 tahun yang lalu, tepatnya sekitar tahun 1985. Ketika itu Pak Tenas, Pak Khaidir Anwar dan saya diundang untuk menghadiri sebuah acara nasional bertajuk “Idola Anak Indonesia”. Pengundangnya adalah Ibu Karlinah Wirahadikusumah.
Bapak Tenas Effendy dikenal sebagai seorang budayawan/sastrawan dari Riau, dan Bapak Khaidir Anwar (Prof. Dr) ahli linguistik yang menghabiskan waktu 20 tahun di London sebagai dosen, dan kemudian kembali ke kampung halamannya di Universitas Andalas, Padang. Kami bertiga kebetulan ditempatkan di sebuah bungalow selama 3 hari 3 malam, dan menghabiskan waktu dengan sarapan, makan siang, makan malam, ngopi bersama dengan berbagai diskusi tentang kebudayaan. Saya sangat beruntung dipertemukan dengan dua orang yang sangat luar biasa itu.