Darah Bugis-Makassar adalah sumber keberanian (darah hero);
Darah Melayu sumber intelektualitas dan keilmuan;
Darah Bajou sumber kearifan dan kebijakan.
I La Galigo, mahakarya sastra Bugis warisan dunia UNESCO tahun 2011 yang terkenal itu ditulis ulang menjadi naskah setebal 6,000 halaman dengan 225,000 baris; kala itu terdiri atas 12 jilid. Penulisnya adalah seorang wanita bangsawan Bugis berdarah Melayu bernama Ratna Kencana Colliq PujiE, Arung Pancana Toa. Beliau adalah puteri La Rumpa Mengga, Datu Mario Riwalo, Matinroe Ri Muttiara Arung Rappang bersama isterinya seorang wanita Melayu, putri Ince Ali Abdullah Dato Pabean Syahbandar Makassar bernama Sitti Johar Manikam. Jadi karya besar dunia yang diiktiraf UNESCO tahun 2011 sebanyak 12 jilid itu adalah hasil karya seorang bangsawan Bugis berdarah Melayu, Ratna Kencana Colliq PujiE (1812 – 1876). Era hidup dan berkaryanya sezaman dengan era Raja Ali Haji bin Raja Ahmad bin Raja Haji bin Opu DaEng Cella (1809 – 1873).