Dalam penceritaan legenda/epos Bugis I La Galigo yang berjumlah 12 jilid ditemukan berbagai kata Melayu. Jika sebuah pesta besar diadakan dan dihadiri oleh raja-raja serta para bangsawan, tamu yang sangat terhormat itu duduk berhadap-hadapan di atas appe Malayu (tikar Melayu). Mereka juga saling memberi hadiah berupa cenderamata yang dikemas dalam sebuah bakul/peti yang disebut bodo Malayu atau bodo Malaka. isinya adalah tennung Malayu (kain tenunan Melayu), juga lipa Malayu (kain sarung Melayu).
Hampir semua pesta besar dan acara-acara agung disemarakkan dengan persembahan sere Malayu (tari Melayu) yang diiringi oleh sara Malayu (musik Melayu). Selain itu, orang-orang Bugis-Makassar pun sangat menghargai danggang Malayu (saudagar/pedagang Melayu), karena dari merekalah orang-orang Bugis memperoleh barang-barang berharga itu.