‘Kepingan realitas’ menjadikan ‘sejarah’ sering diklaim sebagai —atau dihubungkan dengan— hal-hal yang faktual, naratif atas apa yang benar-benar terjadi. Namun, ‘masa lalu’ memerlukan ‘kendaraan’ —subjek yang membawakan— dan perlakuan khusus untuk sampai ke masa kini. Dalam prosesnya, faktualitas sejarah melibatkan subjektivitas penulis sejarah ketika memilih tujuan, memilah bahan (data), dan memberi tafsir. Pembahasaan dan tekstualisasinya pun penuh pertimbangan; politis maupun kultural. Karenanya, sejarah menjadi sangat dinamis: terikat pada ruang dan waktu; teks yang konteksnya senantiasa berubah, seiring dengan perubahan politik dan temuan-temuan baru yang memungkinkan tafsir berubah atau bertambah. Satu peristiwa dapat menjadi penting di satu masa dan tak penting lagi di masa yang lain. Seorang tokoh dapat menjadi pahlawan di satu masa atau menjadi pengkhianat di masa lain.
Tags sita rohana tun irang tun teja
Lihat Juga
Atik yang Piawai
Oleh Syaiful Anuar Ratib dalam bahasa lisan masyarakat Melayu di hulu Sungai Jantan selalunya dilafalkan ...