Beranda / Telaah / Catatan Sita Rohana: Tun Teja, Tun Irang dan Tukang Cerita

Catatan Sita Rohana: Tun Teja, Tun Irang dan Tukang Cerita

‘Kepingan realitas’ menjadikan ‘sejarah’ sering diklaim sebagai —atau  dihubungkan dengan— hal-hal yang faktual, naratif atas apa yang benar-benar terjadi. Namun, ‘masa lalu’ memerlukan ‘kendaraan’ —subjek yang membawakan— dan perlakuan khusus untuk sampai ke masa kini. Dalam prosesnya, faktualitas sejarah melibatkan subjektivitas penulis sejarah ketika memilih tujuan, memilah bahan (data), dan memberi tafsir. Pembahasaan dan tekstualisasinya pun penuh pertimbangan; politis maupun kultural. Karenanya, sejarah menjadi sangat dinamis: terikat pada ruang dan waktu; teks yang konteksnya senantiasa berubah, seiring dengan perubahan politik dan temuan-temuan baru yang memungkinkan tafsir berubah atau bertambah. Satu peristiwa dapat menjadi penting di satu masa dan tak penting lagi di masa yang lain. Seorang tokoh dapat menjadi pahlawan di satu masa atau menjadi pengkhianat di masa lain.

Bagikan

Lihat Juga

Atik yang Piawai

Oleh Syaiful Anuar Ratib dalam bahasa lisan masyarakat Melayu di hulu Sungai Jantan selalunya dilafalkan ...

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *