Penting pula disebutkan program bantuan pembangunan desa yang terus meningkat. Bila pada Pelita I (1969/1970 – 1973/1974), program ini senilai Rp 75 – Rp 86 milyar setiap tahun, tetapi pada Pelita II (1974/1975 – 1977/1978), telah meningkat minimal Rp 173 milyar lebih. Malahan pada tahun 1976/1977, nilai bantuan pembangunan desa tersebut melambung pada angka Rp232 milyar lebih. Jadi secara keseluruhan, dalam masa pertama jabatan almarhum Brigjen TNI (Purn) H. Arifin Achmad, program bantuan pembangunan desa senilai Rp426.240.000, meningkat tajam pada masa kedua jabatannya yakni Rp762.615.135.
Memang, dengan tantangan geografis yang berat, misalnya memiliki 3.214 pulau, Riau memerlukan dana besar, apalagi sistem pembangunan tidak mengikuti tipografi daerah ini yang terdiri atas daratan rawa, selat, dan lautan. Untuk itu, dalam berbagai kesempatan, ia menyerukan agar daerah ini memperoleh dana khusus dari pertambangan minyak, 1 – 5 persen. Salah seorang saksi adalah Najib Efendi (72), ketika dalam suatu acara di Riau Hotel tahun 70-an. “Saya baru jadi pegawai waktu itu, ditempatkan di Riau Hotel. Beliau mengatakan, kalau saja satu persen dari hasil tambang minyak untuk pembangunan di Riau, tak tanggung-tangung banyaknya yang bisa dibuat di daerah ini,” ujar Najib.