Beranda / Matabudaya / Syair Ikan Terubuk

Syair Ikan Terubuk

Bagikan

Sementara itu, gelora rindu dan dendam birahi Pangeran Terubuk tak tertanggungkan lagi. Ia mengumpulkan sekalian hulubalang, dan menyusun pasukan menuju kolam di Tanjungpadang. Ikan Pari yang dikirim duluan untuk mengintai telah melihat Puteri Puyu-puyu pergi ke Kayangan, dan mengabarkan hal itu kepada Terubuk. Mendengar itu, Pangeran Terubuk putus asa, lalu menghibur dirinya dengan menikahi ikan lain, yaitu Ikan Kelesa.

Syair Ikan Terubuk cukup popular di lingkungan penikmat sastra Melayu paruh kedua abad ke-19 sampai awal abad ke-20. Hal itu terbukti dari wujudnya belasan naskah (manuskrip) dan cetak (litografi) yang beredar di kawasan-kawasan sekitar Selat Melaka. Belasan naskah dan litografi berhuruf Arab-Melayu itu kini dikoleksi berbagai perpustakaan di dunia (seperti Perpustakaan Nasional Republik Indonesia, Perpustakaan Universitas Leiden, perpustakaan di Singapura, Malaysia, Riau, dan lain-lain), selain – sangat mungkin pula – dikoleksi oleh pribadi dan keluarga tertentu, di Bengkalis, Bukitbatu, Kepulauan Meranti, Siak, Kepulauan Riau, dan sebagainya.

Lihat Juga

Pantun Melayu Tahun 1848 (2)

BagikanPengantar: Selain yang sudah dimuat sebelumnya [Lihat: Pantun Melayu Tahun 1848 1], pada halaman 182 ...

Satu komentar

  1. Syair Ikan terubuk sungguh luar biasa, meskipun berbeda-beda versi tetapi tetap saja membawa cerita lama yang bermanfaat bagi generasi kekikian. nilai budaya dan khazanah kekayaan lokal sungguh pekat terasa. semoga tidak hilang ditelan masa

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!