Beranda / Matabudaya / Syair Ikan Terubuk

Syair Ikan Terubuk

6 H. Overbeck. 1934. “Malay animal and flowers shaers,” dalam Journal of the Malaysian Branch of the Royal Asiatic Society 12 (2): 108-48.

7 Intertekstual secara sederhana adalah pendekatan dalam proses memahami suatu teks melalui hubungannya dengan teks-teks lain. Pendekatan ini berangkat dari prinsip dasar bahwa setiap teks memiliki kaitan dengan teks-teks lain yang sebelumnya sudah ada, dan untuk memahaminya setiap khalayak senantiasa melibatkan atau memberdayakan pengalamannya dengan teks-teks lain yang diketahuinya. Dalam konteks pembacaannya atas Syair Ikan Terubuk, Koster membuat perbedaan antara intertekstualitas generik (generic intertextuality) dan inter­tekstualitas spesifik (specific intertextuality). Intertekstualitas generik memberi makna kepada teks tertentu berdasarkan serangkaian norma yang dipikirkan untuk menginformasikan sekelompok teks. Sedangkan intertekstualitas spesifik mengandung maksud membaca dan menulis menggunakan satu atau lebih teks khusus seba­gai titik-awal memproduksi makna. Walaupun kedua tipe intertekstualitas ini berlaku dalam setiap sistem sastra, namun intertekstualitas generik lebih dominan dalam sebuah tradisi sastra seperti tradisi sastra Melayu, yang kewujudan keragaman formula, pola-pola naratif, dan temanya lebih kuat dibanding penemuan sesuatu yang baru.

Bagikan

Lihat Juga

Pantun Melayu Tahun 1848 (2)

Pengantar: Selain yang sudah dimuat sebelumnya [Lihat: Pantun Melayu Tahun 1848 1], pada halaman 182 ...