Semula, dalam musyawarah ini, ikrar-ikrar kepahlawanan kembali ditampilkan. Akan tetapi, segera terkesan bahwa para pembantu Puteri Puyu-puyu ini tidak begitu semangat untuk berperang. Di tengah-tengah musyawarah itu bahkan tokoh Lintah merusak suasana khidmat dengan menari dan mendendangkan pantun-pantun percintaan, yang membawa pembaca kembali kepada teks-teks romantik: kerinduan manusia, hewan dan bunga-bunga yang memang lazim menggunakan berbalas pantun sebagai alat ungkap suasana hati. Suasana khidmat kemudian dipulihkan ketika Bintara masuk dengan ikrar tegas untuk berperang melawan pasukan Terubuk, namun rangsangan epikal itu kembali dirusak oleh Ikan Sebahan yang mengatakan: Sekaliannya cakap tidak berguna / tuanku juga akan terkena. Puteri Puyu-puyu dinasehati agar lebih baik berdoa daripada mempersiapkan perang. Akhirnya memang terbukti, pada titik genting, leluhur turun membawa pohon pulai dan melalui pohon itu Puteri Puyu-puyu melepaskan diri dari perangkap rindu dan serangan Pangeran Terubuk.
Tags ikan ikan terubuk siak syair terubuk terubuk
Lihat Juga
Pantun Melayu Tahun 1848 (2)
Pengantar: Selain yang sudah dimuat sebelumnya [Lihat: Pantun Melayu Tahun 1848 1], pada halaman 182 ...