Bukankah dalam sajaknya, SCB menulis: ngiau! Kucing dalam darah dia menderas/ lewat dia mengalir ngilu ngiau dia ber/ gegas lewat dalam aortaku dalam rimba/ darahku dia besar dia bukan harimau bu/ kan singa bukan hyena bukan leopar dia/ macam kucing bukan kucing tapi kucing/ ngiau dia lapar dia merambah rimba af/ rikaku dengan cakarnya dengan amuknya/ dia meraung dia mengerang jangan beri/ daging dia tak mau daging jesus jangan/ beri roti dia tak mau roti ngiau/ kucing meronta dalam darahku meraung/ merambah barah darahku dia lapar O a/ langkah lapar ngiau berapa juta hari/ dia tak makan berapa ribu waktu dia/ tak kenyang berapa juta lapar lapar ku/ cingku berapa abad dia mencari menca/ kar menunggu/.
Tags Datuk Seri Pujangga Ulama Sutardji Calzoum Bachri kucing SCB Sutardji Calzoum Bachri
Lihat Juga
Anugerah Kebudayaan Kemendikbud untuk Almarhum H. Tenas Effendy
Bagikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI memberi Anugerah Kebudayaan kepada budayawan alam Melayu, Alm. H. ...