Jadi, masalah kucing sekarang bagi SCB bukan saja menyangkut waktu, tetapi juga dana. Pasalnya, makanan kucing itu harus dibeli di luar, tidak saja menghandalkan sisa-sisa makanan yang ada. Untuk itu SCB harus pergi ke pasar dekat rumahnya untuk membeli ikan sebagai santapan utama binatang-binatang tersebut. Setiap bulan, ia harus merelakan sejuta rupiah, melayang dari koceknya untuk sesuatu yang tidak direncanakan bahkan tidak didambakannya dari awal.
Sesuatu yang juga tidak menjadi perhatiannya secara khusus, tetapi sesuatu yang telah memberi kekhususan kepadanya. Ya, kekhususan karena dalam sajaknya yang memberi saran pengertian tentang usaha mencari Tuhan, kucing muncul sebagai simbol dengan cakar dan ngiaunya, menderas dalam darah, dalam aorta.