Beranda / Matabudaya / Syair Perang Siak

Syair Perang Siak

Bagikan

Bait 509 – 520: Setelah perpisahan yang mengharukan dengan keluarganya dan penduduk Siak, Sultan Ismail pergi mengasingkan diri.

Dari ikhtisar di atas dapat disimpulkan bahwa sebagian besar kandungan Syair Perang Siak adalah konflik kekuasaan antara sesama anak-cucu Raja Kecik, yang kemudian melibatkan kepentingan Belanda (VOC). Siapa pengarangnya, atau siapa yang menyuruh mengarangnya, tidak dijelaskan secara langsung dalam syair tersebut. Namun Koster (1995; 2011) yang melakukan penelisikan terhadap sejumlah komentar naratorial dalam syair tersebut menyimpulkan beberapa hal. Pertama, syair itu ditulis atau dikarang lama setelah perang Siak terjadi, dan penulis atau pengarangnya tidak terlibat langsung dalam perang tersebut. Yang menyuruh menulisnya kemungkinan adalah Sultan atau Raja Muda, dan kerabat dua generasi di atas pengarang. Sang pengarang adalah orang berpangkat tinggi, yaitu wazir, yang juga menyebut dirinya cicit Raja Kecik.

Lihat Juga

Marsden dan Pantun Melayu (tahun 1812)

Bagikan Pengantar William Marsden (1754-1836), seorang linguis dan sejarawan Inggris, adalah ilmuwan pioneer untuk kajian ...

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!