Bait 228 – 292: Tak lama setelah Ismail menjadi sultan, datang kabar dari Melaka bahwa armada Belanda akan melancarkan serangan balasan atas Siak. Raja Alam yang hendak menuntut balas atas penghinaan yang dideritanya, bersekutu dengan Belanda. Setelah berunding dengan pengikutnya, Ismail memerintahkan untuk mempersiapkan pertahanan, dan armada ditempatkan dalam keadaan siaga.
Bait 293 – 480: Pertempuran laut terjadi. Setiap kali mengawali pertempuran, Ismail selalu berunding dengan para pengikutnya. Dalam perang ini, orang-orang Siak dipimpin oleh Muhammad Ali, memberikan perlawanan yang sengit. Taktik-taktik yang dijalankan, di antaranya ialah menggelar kota berjalan, mencoba terus-menerus menghentikan serangan Belanda di Sungai Siak. Namun perlawanan itu sia-sia; para penyerbu berhasil mencapai Sungai Pinang, tak berapa jauh dari ibukota Siak. Armada Siak mundur, berkubu di belakang batangan, sebagai upaya terakhir menghentikan musuh. Suatu upaya menghancurkan armada Belanda dengan menghanyutkan sebuah armada kecil berupa rakit yang dibakar, pun gagal.