Beranda / Matabudaya / Syair Perang Siak

Syair Perang Siak

Bagikan

Sebelumnya, Donald J. Goudie (1989) mengatakan Syair Perang Siak ditulis atas perintah paman Sultan Ismail, Tengku Busu, yang menyertainya hidup di pengasingan. Menurut Goudie, tujuan penulisan syair ini untuk menegaskan hak Ismail menggantikan Raja Alam atas tahta Siak, sekaligus untuk tetap memelihara ikatan sesama saudara di pengasingan dengan menanamkan kesadaran sejarah dan senasib-sepenanggungan. Selanjutnya, dalam pandangan Goudie, Syair Perang Siak berfungsi sebagai alat untuk menyatakan hak Raja Akil (Sultan Sukadana pada tahun 1827-1849) atas tahta Siak. Raja Akil adalah salah seorang kerabat kerajaan Siak dari garis keturunan Raja Mahmud/Buang Asmara yang mengasingkan diri tahun 1791. Pada tahun itu Said Ali, cucu Raja Alam, merebut kekuasaan dan mendirikan pemerintahan dinasti keturunan Arab di Siak pada abad ke-19. Dia adalah putera Said Osman, seorang keturunan Arab, yang membantu Raja Alam dalam perang Siak, dan kemudian menikah dengan anak perempuannya, Tengku Embung Badariah (Goudie, 1989).

Lihat Juga

Marsden dan Pantun Melayu (tahun 1812)

Bagikan Pengantar William Marsden (1754-1836), seorang linguis dan sejarawan Inggris, adalah ilmuwan pioneer untuk kajian ...

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!