Contoh mantra ‘pelangkahan’ seorang Juagan untuk mengawali sebuah prosesi Menumbai yang dipimpinnya: Bismilahirrohmanirrohim / manusio kato bumi / takunci kato Muhammad, tak jadi kato Allah / Allah serato aku / Kun! / Masuk dalam kalimah laila ha illallah.// [Bismillahirrahmanirrahim / manusia kata bumi / terkunci kata Muhammad, tak jadi kata Allah / Allah bersama aku / Jadilah! / Masuk ke dalam kalimah La ila ha illallah]. (Dari rekaman wawancara dengan Juagan Burhan, 19 Januari 2015; ditulis atas izin beliau. Dok. Adrian, 2015).
- Menuo sialang: mengawali prosesi inti. Setelah dapat melihat citra utuh sialang melalui ‘pelangkahan’, Juagan menuju lokasi bersama para pembantunya, membawa semua peralatan yang telah dipersiapkan. Sesampainya di bawah pohon sialang, Juagan Tuo tegak tepat di banir sialang untuk melakukan kegiatan yang disebut menuo sialang (menuakan atau menghormati sialang). Ia membaca mantra dalam hati, yang bertujuan meminta izin kepada makhluk halus dan roh-roh penjaga pohon sialang agar tidak mengganggu prosesi.
Bagi Juagan Tuo, menuo sialang ini juga menjadi medium untuk merangkul keseluruhan pohon sialang memasuki hubungan berkeluarga dalam batinnya. Dalam hubungan itu, joambang (dahan tertua dan pertama dari bawah) diibaratkan sebagai isteri; sedangkan puncak pohon diibaratkan sebagai anak, dengan nama sanjungan Tuan Puteri Nilam Cahaya. Dengan demikian, Juagan Tuo dan sialang menyatu secara batiniah, sehingga dipercaya tidak akan mendatangkan petaka.