Lebah yang bersarang di pohon sialang adalah lebah hutan yang besar (Apis dorsata binghami), yang hidup di Asia Selatan dan Tenggara. Menurut orang Petalangan, lebah bersarang di pohon sialang sebanyak empat kali dalam setahun, yaitu pada musim bunga jagung, musim bunga padi, sehabis menuai, serta semasa menebang dan menebas ladang. Jarak antar musim sekitar tiga bulan. Setiap musim menentukan rasa madu yang dihasilkan, karena pengaruh nektar yang dihisap lebah. Madu yang paling diminati ialah madu pada musim bunga padi, berwarna keputihan.
Pohon sialang: balai lebah
Sialang bukanlah nama satu jenis pohon, tetapi sebutan untuk pohon yang menjadi ’balai’ atau rumah besar tempat lebah bersarang. Sebagai ’balai’, dalam prosesi Menumbai, pangkal sialang bersama banir-banirnya dianggap ‘halaman’ yang dipagari/dijaga hewan-hewan berbisa serta makhluk halus. Dahan pertamanya, disebut joambang, dianggap ‘pintu’ atau ambang dari balai tersebut. Dahan-dahan yang digantungi sarang lebah disebut balai tonga (balai tengah).