Begitu pula dari segi pers yang disebut budayawan Hasan Junus sebagai pencatat sejarah terdepan. Pers di kawasan ini, awalnya diperlihatkan oleh usaha Raja Ali Kelana mendirikan majalah al-Imam di Singapura tahun 1905, tetapi terbit hanya sebulan sekali dalam waktu singkat pula. Sampai tahun 1990, belum ditemui catatan pers di Riau yang terbit secara harian walau sudah diusahakan berbagai pihak, sehingga hampir menjadi mitos bahwa hal tersebut tidak mungkin dilakukan di Riau karena sejumlah sebab antara lain persoalan geografis. Serta merta saja, keperluan informasi harian di daerah ini datang dari luar. Tetapi tidak demikian halnya setelah kehadiran Riau Pos.
Tags rida k liamsi
Lihat Juga
Sultan Syarif Kasim II: Tahta untuk Indonesia
Bagikan Sultan Syarif Kasim II atau Yang Dipertuan Besar As-Syaidi s-Syarif Kasim Sani Abdul Jalil ...
2 Komentar
Pingback: Rida K. Liamsi (Datuk Seri Lela Budaya) - LAM Riau
Pingback: Nibung - LAM Riau