Keberadaan dan ketiadaan ‘tunjuk ajar’ dalam setiap peristiwa lisan akhirnya menentukan ‘nilai’ peristiwa lisan itu sendiri di tengah-tengah komunitasnya.
- Tekstualisasi
Bentuk-bentuk ‘kelisanan baru’ yang melimpah ruah mengiringi perkembangan pesat penemuan dan penggunaan teknologi informasi dan komunikasi telah lama disadari mendesak kelisanan tradisional, termasuk tradisi lisan Melayu tempat dimana ‘tunjuk ajar’ itu berakar. Di alam Melayu, salah satu alasan pokok mengapa kesadaran terdesak itu muncul dan meningkat dari waktu ke waktu, adalah bahwa sumber nilai yang dianjungkannya demikian beragam dengan otentisitas yang tidak terperiksa, dan keragamannya itu menyelubungi teks-teks otoritatif Melayu.