[Dalam salah satu esainya, “Der Erzähler (Tukang Cerita), filsuf Walter Benjamin menggarisbawahi kelangkaan nasehat (tunjuk ajar) pada fiksi modern, terutama novel. Dalam pandangannya, novel berangkat dari pemikiran yang dibayang-bayangi ketakutan pada maut. Oleh karena itu, novel tidak mampu memberi nasehat. Sebaliknya, cerita dan bercerita, justeru membawa kematian sebagai unsur yang menggairahkan kehidupan, dan merayakan nasehat-nasehat yang antara lain maujud dalam bentuk peribahasa-peribahasa. Peribahasa (nasehat; tunjuk ajar), kata Benjamin, bersarang pada cerita, sekaligus berpotensi membiakkan cerita-cerita.]
