Pada bab pertama, ”Pendahuluan”, mengemukakan kontestasi kebudayaan yang mengancam nilai-nilai luhur yang bermuara pada kehilangan kepribadian dan jatidiri. Diingatkan bahwa matlamat hidup yang diidamkan setiap orang Melayu ialah manusia sempurna atau ”orang bertuah”, yaitu orang yang ”sepadan ilmu dengan imannya”, yang ”lahir menakah batin sempurna”, yang perwujudannya ditempuh dengan menerapkan warisan ’tunjuk ajar’ dalam kehidupan sehari-hari.
Kecemasan terhadap “serangan” budaya luar dapat dipahami, sepanjang tidak menyuburkan prasangka buruk yang justeru berlawanan dengan sifat keterbukaan yang menjadi kekhasan dan membesarkan kebudayaan Melayu dalam rentang sejarahnya yang panjang. Pentingnya mengkaji dan menyimak (kembali) tunjuk ajar Melayu adalah sebagai bekal meraih kelenturan sintetikal dari kontestasi atau benturan kebudayaan yang sedang berlangsung. Bab kedua, ”Tunjuk Ajar Melayu”, berisikan pengertian, kandungan, kedudukan, dan penyebarluasan (sebagaimana telah disarikan di atas).