Beranda / Matabudaya / Serindit, Selindit

Serindit, Selindit

Bagikan

Loriculus galgulus. Lazim disebut sebagai serindit Melayu, jenis burung dalam genus burung serindit (Loriculus). Ukuran tubuh burung ini kecil, panjang sekitar 12 sentimeter. Bulunya berwarna dominan hijau dan ekornya pendek berwarna merah. Bagian kepala burung jantan ada semburat warna biru seperti mahkota dan semburat merah di bagian lehernya, yang tak ada pada burung betinanya. Warna burung betina pun agak lebih pudar. Serindit Melayu banyak ditemui  Brunei, Indonesia, Malaysia, Singapura, dan Thailand; di hutan-hutan dataran rendah, hingga ketinggian 1.300 mdpl. Burung betina biasanya menetaskan antara tiga sampai empat butir telur yang dierami sekitar 18 sampai 20 hari. Serindit termasuk hewan berisiko rendah dalam IUCN Red List (daftar status konservasi spesies biologi). Burung serindit Melayu adalah satwa identitas Provinsi Riau, yang melambangkan kebijaksanaan, keindahan, keberanian, kesetiaan, kerendahan hati, dan kearifan.

Burung serindit hidup berkelompok. Kegemarannya adalah memanjat dan berjalan dibandingkan terbang. Saat istirahat, burung serindit bergantung di dahan dengan kepala di bawah. Makanannya sayur-sayuran, buah-buahan, padi-padian, dan aneka serangga kecil. Di kampung-kampung di Riau, orang Melayu yang memelihara serindit biasanya memberi makan nasi basah (nasi yang direndam dalam air). Serindit juga menjadi penanda waktu, ketika matahari naik, kawanan serindit suka bermain di mayang kelapa. Di kalangan orang Melayu di Rokan Hulu, serindit dipercaya bagus jika dipelihara ketika beternak ayam karena akan membuat ayam cepat berkembang-biak.

Hulu Keris Melayu “Kepala Serindit” (Foto: Yoserizal Zen)

Dalam khasanah sastra Melayu lama, serindit dianggap sebagai burung cinta, karena menandai kehadiran cinta pada tokoh-tokoh utamanya. Misalnya dalam sastra Melayu Syair Ken Tambuhan (SKT) dan Hikayat Andaken Penurat (HAP). Dalam SKT versi Teew (1966) dikisahkan bahwa burung serindit terbang setelah disumpit oleh sang wira (Raden Inu). Burung itu terbang dan hinggap di pohon cempaka rindang (SKT versi Teew); atau, di pohon delima (SKT versi De Hollander dan HAP versi Robson) yang berada di dalam taman larangan, tempat Ken Tambuhan berada dan sedang menenun. Sang wira (Raden Inu/ Andaken Penurat) kemudian memaksa buka pintu taman larangan dan begitu pintu terbuka, seketika itu juga terpandang oleh sang wira wajah Ken Tambuhan dan iapun jatuh cinta padanya.

Serindit juga dipakai dalam sampiran pantun, misalnya dalam pantun Rokan Hulu berikut:

Burong selindit ateh paga
Jatuh budibum ke dalam padi
Siki sukocik munyadi sosa
Indo di muluik di dalam hati

[Burung serindit di atas paga(r)
Jatuh berdebum ke dalam padi
Meski kecil menjadi sesa(l)
Tidak di mulut di dalam hati]

Juga dalam pantun yang menjadi lirik lagu Melayu Awallah Dondang:

Serindit putih di dahan manggis
Kemana pergi burung kenari
Langit merintih awan menangis
Lukanya hati tanggung sendiri

Selain menjadi inspirasi sastra dalam bentuk kisahan dan pantun, serindit juga dipakai sebagai inspirasi senibina Bandara Sultan Syarif Kasim II, nama salah satu ruang pertemuan di Gedung Daerah (Balai Serindit), nama motif hulu keris Melayu (“Kepala Serindit”), dan maskot PON XVIII/2012 (“Bujang Serindit”). (Sita Rohana)

twitter @SSK2_PKU

Sumber:
Yoserizal Zen (Pekanbaru), Al azhar (Pekanbaru), Taslim F. Dt. Mogek Intan (Rokan Hulu)
Teeuw, Shair Ken Tambuhan, Kuala Lumpur: Oxford University Press/ University of Malaya Press, 1966.
G.L. Koster, Mengembara di Taman-taman yang Menggoda: Pembacaan Naratif Melayu, Penerjemah: Sita Rohana dan Al azhar, Pekanbaru: P2KK-Unri dan KITLV Jakarta, 2012.
J.J. de Hollander, Sjaïr Kén Tamboehan; Een oorspronkelijk Maleisch gedicht met aantekeningen uitgegeven, Leiden: Brill, 1856.
S.O. Robson (ed.), Hikayat Andaken Penurat, The Hague: Nijhoff. [KITLV, Bibliotheca Indonesica 2], 1969.
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Serindit

Lihat Juga

Marsden dan Pantun Melayu (tahun 1812)

Bagikan Pengantar William Marsden (1754-1836), seorang linguis dan sejarawan Inggris, adalah ilmuwan pioneer untuk kajian ...

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!