Beranda / Matabudaya / Ribu-ribu

Ribu-ribu

Sekarang ini, ribu-ribu juga dimanfaatkan sebagai pengendali hama pada fase generatif, khususnya terhadap serangan hama penggerek batang, pianggang (walang sangitLeptocorisa oratorius), dan hama lainnya. Cara penggunaannya sebagai pengendali hama yaitu dengan menaburkan daun ribu-ribu pada lahan pertanaman padi ketika fase bunting. Aroma ribu-ribu yang terendam air dapat mencegah kunjungan hama-hama tersebut.

Ribu-ribu sering dijadikan tanaman hias karena kemampuan tumbuhnya yang cepat menutupi struktur yang tidak sedap dipandang dan memberikan keteduhan untuk tanaman lain.

Secara kultural, ribu-ribu memiliki peran dalam tradisi Tepuk Tepung Tawar, yaitu dengan memanfaatkan batangnya sebagai pengikat daun perenjis. Nama “ribu-ribu” menyiratkan harapan agar prosesi yang dilaksanakan memiliki beribu-ribu kebaikan. (SR)

Bagikan

Lihat Juga

Marsden dan Pantun Melayu (tahun 1812)

Pengantar William Marsden (1754-1836), seorang linguis dan sejarawan Inggris, adalah ilmuwan pioneer untuk kajian Nusantara. ...