Isi dan susunan kedua publikasi itu dapat dikatakan identik, dengan empat urutan topik. Pertama, pendahuluan (‘Inleiding’; 1877: 298-299). Kedua, tentang sejarah produksi ikan terubuk (‘Geschiedenis der Visccherij’; TBG 1877: 299-303) di Bengkalis abad ke-19 (sebelum 1870-an) dan pasang-surutnya yang dipengaruhi oleh kebijakan perpajakan pemerintahan (baik Kerajaan Siak Sri Inderapura maupun Hindia-Belanda). Ketiga, ‘De Vischvangst’ (TBG 1877: 304-307), yaitu tentang teknologi penangkapan dan pemasarannya. Dan keempat, ‘Troeboek Bezwering’ (TBG 1877: 308-317) atau Semah Terubuk, yaitu tentang tradisi masyarakat nelayan setempat berkaitan dengan ikan tersebut.
Tags melayu riau semah terubuk tradisi
Lihat Juga
Kedaulatan Masyarakat Hukum Adat Di Propinsi Riau Sebagai Upaya Pengelolaan Alam Yang Lestari Menghadapi Tantangan Pasca Pendemi Covid-19
Materi ini dipaparkan oleh Mardhiansyah, S.Hut., M.Sc., IPU. Dosen Jur.Kehutanan FP UNRI dan Pengurus MKA LAMR pada ...
2 Komentar
Pingback: Terubuk - LAM Riau
Pingback: Syair Ikan Terubuk - LAM Riau