Syair-syair
Sebagaimana dikemukakan di atas, syair (senikata) yang dinyanyikan dalam Onduo bersumber dari ingatan si penyanyi. Bagi penyanyi yang mahir, rangkaian kata-kata yang dinyanyikannya, bila dicermati akan nyata membentuk satuan-satuan bait pantun: gugusan empat baris yang secara semantik fungsinya dibelah dua yaitu sampiran (pembayang) dan isi (maksud); keempat baris itu kemudian dipersatukan kembali sekurang-kurangnya oleh persajakan akhir ab-ab.
Contoh 1: sebait Onduo Ulakbosa yang direkam oleh Junaidi Syam (2008), sebagai berikut:
- Hei…la lo…
- kainlo cukin basahan mandi [kainlah cukin basahan mandi]
- udah lo mandi dibaok pulang [sesudah mandi dibawa pulang]
- tuntut elemu te na nak o…i…ontuk boka mati [tuntut ilmu ‘nak untuk bekal mati]
- oto di dunie dibagikan uyang [harta di dunia dibagikan orang]
- Allah la illaha ilalah (2x) [Allah la ila ha illallah]